Real Story - Penarikan Batu Barjad Api dan Batu Kecubung

Saya lupa kapan tepatnya, kurang lebih terjadi tahun 2014 - 2015. Saat itu saya masih bekerja di perusahaan Export Import nasional. Sore itu saya kedatangan teman kuliah saya. Dia bekerja sebagai polisi. bersama teman polisinya sebut saja Mas Kresna.

Berawal dari pembicaraan hobby batu akik yang kemudian merembet berbau mistis dan lain sebagainya. Teman saya berkata bahwa mas kresna ini memiliki kemampuan untuk menarik batu dari alam gaib. Saya yang jelas menolak keberadaan mistis berbicara bahwa itu tidak mungkin dilakukan. Paling caranya kita diajak ke suatu tempat lalu dia melakukan semacam gerakan pencak silat dan seperti bertengkar dengan entah apa itu. kemudian menunjuk suatu tempat bahwa disitu ada batu bertuah. yang biasanya di korek korek dulu.

Mas Kresna pun hanya tersenyum, lalu berkata ya sudah mas yang nunjuk dimana tempatnya, mau batu warna apa trus ukurannya bagaimana. silahkan dipikirkan dahulu. habis maghrib kita jalan jalan untuk pembuktian.

Saya dibalut penasaran dan semi tidak percaya. namun tidak ada ruginya tahu pikir saya. selepas maghrib saya mendatangi kediaman teman kuliah saya itu dimana kami berjanji ketemu disitu sebagai tempat check point. saya bertanya mas kresna, tempatnya harus bagaimana? Kuburan, karena biasanya menurut dia orang yang meninggal tapi memiliki bawaan barang barang akan mengikuti kemana empunya pergi. dan kalau bisa kuburan nya yang serem yah. biar aga bagus batu nya.

Saya tertegun sejenak antara takut dan penasaran, lalu kembali bertanya ini saya yah yang nunjuk tempatnya? trus tadi bilang bisa minta batu warna apa dan bentuknya seperti apa.
kresna pun hanya mengiyakan. sebagai informasi kresna dan kawan saya tidak mengenal daerah yang akan saya tunjukan.

Berangkatlah kami bertiga menuju pemakaman pertama berlokasi di dekat Islamic Center Kedawung cirebon. disitu saya bilang saya mau batu warna putih susu, ukuran kecil saja biar pantas dipakai untuk orang kantoran. Sejurus kresna terdiam menatap ke arah pemakaman seolah menerawang jauuuh. lalu dia berkata, kebetulan sekali di sini ada. Lalu kami memarkir motor dan langsung menuju TKP. Namun langkah kaki kami terhenti karena didalam pemakaman ternyata sedang ada proses penggalian makam oleh warga sekitar. kami khawatir kami dituduh macam macam oleh penduduk. dan kami memutuskan untuk cari lokasi lain.

Kami bergerak ke lokasi kedua, lokasinya daerah kedawung belakang Dealer Motor Yamaha. Sekali lagi kresna menerawang jauuh.. lalu berkata disini tidak ada batu berwarna putih, ada batu besar seperti milik tessy (pelawak) mau kah? saya jawab tidak mau teman saya pun menjawab tidak mau. karena terlalu besar.



Kamipun meneruskan pencarian ke TKP ke tiga. namun kami urungkan niat karena tempat tersebut terlalu dekat dengan jalan raya dan banyak orang sekitar.

Kamipun meluncur ke tempat selanjutnya yang menjadi tempat terakhir pencarian kami. Lokasinya di jalan. Syech Ahmad Pangeran Panji. dan nama komplek pemakamannya pun sama pemakaman Pangeran Panji.


Lokasinya yang sedikit masuk dari jalan raya dan jauh dari rumah penduduk cukup untuk proses penarikan batu. kami langsung memarkir motor dipinggir pemakamam. sekejap Kresna menerawang kembali kedalam area pemakamam dan dia berkata di sini lumayan banyak dan cukup bagus.
Tanpa banyak bicara dia mengeluarkan kemenyan yang sudah disiapkan, dipotong dua menyan tersebut. Dia terlihat seperti membaca doa dan menginstruksikan. Siapa duluan nih mau dapat batu? Saya berinisiasi menjadi yang pertama, dia menginstruksikan untuk berdiri dibelakangnya sambil mengikuti kemana dia berjalan.

Perlahan-lahan Kresna berjalan masuk ke arah dalam pemakaman, jreeenng rasa berdebar muncul dari dalam dada saya. Ketakutan, Kekhawatiran, adrenalin semua campur aduk. Sebagai informasi area pemakaman tersebut berisi banyak pohon pohon besar, aura seram sangat terasa bahkan oleh orang awam seperti saya. Tidak terasa langkah kaki kami sudah sampai pada sebuah pohon besar dalam pemakaman, Kresna berhenti lalu menempelkan telapak tangan kirinya (saya 100% yakin melihat tangan dia kosong sejak awal) lalu kemudian membakar kemenyan dengan rokok. kepulan asap kemenyan sekejap menyemburkan wangi khas kemenyan. lalu kresna menahan nafas dan seperti menangkap sesuatu pada tangak kiri nya. Pada saat itu tangan kirinya menyala seperti memegang sebuah lampu berwarana merah, dan dia berkata.. ini tangkap jangan sampai lepas, dia memindahkan sesuatu ketangan saya. terasa hangat saat itu. dan saya bergegas pindah ke area kami parkir motor. saya terawang benda tersebut dan saya lihat ini adalah batu barjad api.berwana putih mengandung unsur warna seperti api didalamnya. sejenak saya dibuat aneh. saya bertanya kepada teman saya. Bro lu lihat cahayanya engga? Merah nyala tadi? Iya lihat gue tadi, sama berarti ya bukan gue doang?

Teman saya berkata, saya juga mau dong. Kresna menjawab, sebentar masih panas nih tangan nya. 2-3 menit kemudian kresna pulih lalu berkata : Ayo satu lagi. gantian ikutin saya dibelakang. sama seperti tadi. Teman saya berjalan mengikuti Kresna, saya pun ikut masuk dan dengan jarak tidak terlalu jauh. di tempat yang sama di pohon besar yang sama. kresna kembali meletakan telapak tangannya di pohon besar tersebut seperti pertama setelah menyan dibakar, kresna seperti kembali menangkap sesuatu. Dan kembali terjadi tangan Kresna menyala merah terang seperti pertama tadi. dia berkata.. nih tangkap, jangan lepas.. kali ini teman saya yang menangkap benda tersebut. dan saya jamin dari awal sampai akhir kresna tidak melepaskan tangan tetap diudara dan dapat terlihat jelas bahwa tidak ada benda apa apa di tangannya.

Kami berjalan ke parkir motor dan melihat apa yang didapat? ternyata sebuah batu berwarna ungu, orang orang menyebutnya kecubung.

Kami pun pulang dengan cerita yang tidak mungkin akan saya lupakan. sebuah pengalaman yang membuat adrenalin terpacu dan menjelajahi tempat yang tidak biasa dikunjungi orang lain.

Kedua Batu itu masih ada pada masing masing yang menerima, saya memegang batu barjad api, teman saya memegang batu Kecubung.

Suatu saat saya akan kembalikan batu tersebut.




Komentar